BERANI GAGAL : Jika kamu membutuhkan beberapa orang saja untuk membuat bisnismu berhasil, akankah kamu membiarkan kata-kata 'TIDAK' mengakhirinya..? BERANI GAGAL : Don't be afraid, 'Anda harus mengeluarkan uang untuk menghasilkan uang lebih banyak..' [teamdh]

Please select language :


Pen Kamera Inverter DC ke AC Bluetooth Earphone Scanner Portable Kamera Remote
SANGGARBisnisOnline.Com

Kamis, 09 Desember 2010

MENGHANCURKAN KEMUSTAJABAN DOA

Artikel berikut ini adalah tulisan seseorang yang sangat saya kagumi karena pemikiran-pemikirannya tentang Islam. Semoga bermanfaat.



~ MENGHANCURKAN KEMUSTAJABAN DOA ~
Oleh Agus Mustofa

Betapa banyaknya orang yang berdoa sambil menghancurkan kemustajaban doanya sendiri. Dia mengira, berdoa hanya sebatas ibadah verbal alias kata-kata. Dia lupa, bahwa Allah menilai keseriusan doa itu sampai ke perbuatannya. Bagaimana mungkin Allah mengabulkan doa seseorang, ketika perbuatan orang itu berlawanan dengan kata-katanya?

Menurut Anda, apakah Allah akan mengabulkan doa seseorang yang berdoa minta sehat, sementara setiap saat dia tidak menjaga kesehatannya? Setiap pagi sampai malam makannya berlebihan. Kandungan gizinya juga sangat buruk, penuh kolesterol, purin, gula kadar tinggi, dan berbagai toksin kesehatan. Juga tidak pernah berolahraga, ritme hidupnya tidak beraturan, dan selalu negative thinking dalam bersikap. Singkat kata, pola makan dan pola hidupnya buruk. Mustajabkah doanya?

Menurut Anda, akan terkabul jugakah jika kita berdoa minta rezeki, tetapi sambil bermalas-malasan? Memutuskan hubungan silaturahim, yang kata Nabi adalah sebagai jembatan datangnya rezeki. Tidak mau belajar untuk memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh lingkungannya. Tidak bisa bekerjasama dengan orang lain dalam bekerja. Dan segala sikap, yang justru menyebabkan pintu-pintu rezekinya tertutup. Bakal dikabulkankah doa yang dia lantunkan sepanjang pagi sampai malam untuk memperoleh rezeki?

Menurut Anda, akan dikabulkankah doa orang ini: ia ingin hidupnya damai penuh kebahagiaan, tetapi setiap hari kerjaannya mencari musuh. Dengan tetangga bertengkar. Dengan istri atau suami bertengkar. Dengan anak-anaknya juga suka bertengkar. Dan kepada siapa saja tidak bisa berprasangka baik. Akankah Allah memberikan kedamaian hidup kepadanya?

Sahabat, seringkali kita salah kaprah dalam berdoa. Kita mengira doa hanya sabatas kata-kata. Padahal doa adalah sebuah permohonan yang diekspresikan secara total kepada Sang Maha Berkuasa lagi Maha Bijaksana. Berdoa dengan hati, berdoa dengan pikiran, berdoa dengan mulut, dan berdoa dengan perbuatan, seluruhnya menyatu dalam permohonan yang tulus kepada Allah. Dia sungguh Maha Mengetahui siapa-siapa yang berdoa dengan sungguh-sungguh. Bukan ’pura-pura’, atau hanya formalitas belaka.

Begitu sering kita mendengar doa yang sangat panjang. Kadang sampai lebih dari satu jam. Segala macam dimintanya kepada Allah. Mulai dari rumah, mobil, istri, anak, saudara, sahabat, tetangga, bisnis, sampai kekuasaan. Setelah itu dia berdiam diri, atau setidak-tidaknya tak melakukan usaha keras untuk mencapai isi doanya. Dan, lebih suka menunggu datangnya ’keajaiban’ dari Tuhan Yang Maha Pemurah... :(

Ada dua hal yang mesti kita introspeksi dari doa yang semacam itu. Yang pertama, kita terkesan serakah. Segala macam diminta. Dan yang kedua kita tidak serius dalam berdoa, karena hanya berharap kepemurahan-Nya tanpa melakukan usaha yang sesuai. Kata orang sekarang: bossy, alias sok ’ngeboss’ – tinggal suruh sana suruh sini. Padahal yang dihadapinya adalah Tuhan. Jangan memerintah Tuhan, sehalus apa pun..! Karena Allah ’lebih suka’ membantu usahaAnda, daripada mengabulkan orang yang tidak punya etika dalam berdoa karena hanya ’main perintah’ kepada Tuhannya. Jangan salah mempersepsi dan bersikap atas sifat Maha Pemurah-Nya...

QS. Al Israa’ (17): 20
Kepada masing-masing golongan, baik golongan ini (yang berusaha mengejar dunia) maupun golongan itu (yang berusaha meraih akhirat) Kami berikanbantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi.

Doa yang hanya ’bermodal’ kata-kata, seringkali tidak mustajab. Kecuali orang-orang yang tak berdaya atau sedang teraniaya. Allah sangat memperhatikan hamba-hamba-Nya yang sedang menderita itu. Tetapi, bagi yang cuma suka ’main perintah’ dan mendikte Tuhan, siap-siaplah ’gigit jari’... :)

Berdoa yang hanya verbal, memiliki berbagai syarat agar terkabul. Memang Allah Maha  Mengabulkan doa. Dan selalu memotivasi kita untuk berdoa hanya kepada-Nya. Akan tetapi jika tidak terpenuhi syaratnya, tentu saja doa itu menjadi tidak terkabulkan dengan sendirinya.

QS. Al Baqarah (2): 186
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman (yakin) kepada-Ku, mudah-mudahan mereka berada di jalan yang benar (on the right track).

Allah sangat dekat dengan kita. Dan Dia akan mengabulkan doa semua orang yang memohon hanya kepada-Nya. Asalkan: memenuhi segala perintah dan menjauhi larangan-Nya, serta beriman alias yakin kepada-Nya. Dan, dua persyaratan itu masih ditutup dengan kalimat: mudah-mudahan mereka menjalankannya dengan benar.

Jadi, sudah diberi syarat harus total dalam berdoa (bukan hanya verbal), masih ditambahi dengan ungkapan ’mudah-mudahan’ sudah benar caranya. Artinya, terkabulnya sebuah doa yang hanya sebatas ’kata-kata permohonan’ itu masih jauh dari dikabulkan. Berbeda dengan orang yang berdoa dengan cara ’bersyukur’.

Apakah bersyukur itu termasuk doa? Ternyata, iya. Karena kepada orang yang bersyukur, Allah berjanji akan menambahkan kenikmatan baginya. Sesuai dengan firman-Nya yang sangat populer berikut ini.

QS. Ibrahim (14): 7
Dan (ingatlah), tatkala Tuhanmu memaklumkan: "Sesungguhnya jika kamubersyukurpasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Jadi, orang yang bersyukur, ia sebenarnya sedang berdoa kepada Allah tanpa menggunakan kalimat meminta. Apalagi kalimat perintah. Karena, Allah menjanjikan kepada kita bahwa siapa saja bersyukur, otomatis Dia akan menambahkan barokahnya.

Jadi, jika Anda mensyukuri rezeki-Nya yang telah dikaruniakan kepada Anda, maka Allah akan menambahkan kenikmatan atas rezeki itu. Seketika. Yakni, saat Anda dijalari oleh perasaan syukur yang sesungguhnya. Tapi, jika syukurnya hanya pura-pura, tentu saja Anda tidak akan merasakan kenikmatannya. Dan, ketika Anda merasa nyaman serta merasa nikmat dengan rasa syukur itu, otomatis Anda sedang positive thinking kepada segala variabel kebaikan di sekitar Anda.

Maka, saat itu juga segala faktor kebaikan akan mendatangi Anda, dan menjadikan kebaikan itu berlipat ganda. Ini sudah dibuktikan oleh penelitian psikologi modern, bahwa positive thinking dan positive feeling ternyata akan memicu bekerjanya mekanisme positip alam semesta yang disebut sebagai servo-mechanism alam bawah sadar. Atau yang dalam Islam disebut sebagaisunnatullah. Bahwa getaran positip akan meresonansi variabel-variabel positip alias kesuksesan, dan sebaliknya getaran negatip akan memicu aktifnya variabel-variabel negatip alias kegagalan.

QS. Asy Syuura (42): 23
... Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginyakebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagiMaha Mensyukuri (membalas kebaikan).

QS. Luqman (31): 12
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji".

Maka, bersyukur memiliki kemustajaban lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang berdoa sekedar meminta dengan kata-kata. Karena, bersyukur adalah ungkapan tulus dari hati yang paling dalam, terucap dalam kata-kata, dan kemudian dijalankan dengan perbuatan. Karena itu, Allah berfirman di dalam Al Qur’an bahwa cara bersyukur yang baik adalah pengakuan tulus atas Kepemurahan Allah yang diikuti dengan kerja keras.

QS. Saba’ (34): 13
... Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dansedikit sekali dari hamba-hambaKu yang (bisa) berterima kasih.

Kalau kita mencermati QS. 14: 7, maka kita akan memperoleh informasi tentang kepastian bahwa Allah akan memberikan tambahan kenikmatan kepada orang yang bersyukur: la insyakartum la aziydannakum ~ jika kamu benar-benarbersyukur, Aku benar-benar akan menambahkan (apa yang kamu syukuri itu).

Penggunaan kata la’ pada ayat di atas adalah bersifat penegasan, bahwa siapa bersyukur dengan sungguh-sunguh, pasti Allah aka menambahkan nikmat kepadanya. Tanpa syarat lagi. Ini berbeda dengan orang yang berdoa alias ’memohon’ secara verbal. Tidak ada kepastian akan dikabulkan, kecuali telah memenuhi syarat dalam berdoa.

Jadi, bersyukur menjadi pilihan cara berdoa yang lebih baik dibandingkan dengan sekedar berdoa verbal. Sehingga, kalau Anda ingin sehat, sebenarnya nggakusah banyak-banyak berdoa secara verbal kepada Allah, cukup banyak-banyaklah bersyukur kepada-Nya atas kesehatan yang telah Anda terima sambil terus menjaga pola makan dan pola hidup Anda. Maka, pasti Allah akan menambahkan kualitas kesehatan Anda. Karena sudah berbuat sesuai dengan sunnatullah.

Jika Anda ingin rezeki yang membahagiakan, juga nggak usah berdoa dengan cara memohon kepada-Nya sambil menunggu ’keajaiban’ tanpa mengusahakannya. Karena Allah lebih suka membantu orang yang bekerja keras mencari rezeki-Nya sambil terus bersyukur atas nikmat yang telah dikaruniakan-Nya. Dan seterusnya. Dan sebagainya.

Dan, yang paling hebat dibandingkan dengan kedua cara di atas adalah berdoa dengan melakukan ’amal kebajikan’. Tidak pakai memohon atau apalagi memerintah Allah, melainkan langsung beramal kebajikan sebanyak-banyaknya. Maka, Allah berjanji memberi balasan berlipat ganda di sisi-Nya, tanpa hitungan lagi.

QS. Al Mukmin (40): 40
... Dan barangsiapa mengerjakan amal kebajikan, laki-laki maupun perempuan, sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab (tanpa hitungan).

QS. Saba’ (34): 37
... orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal kebajikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (derajatnya).

Maka, doa adalah sebuah harapan akan pertolongan Allah yang disampaikan dengan sepenuh hati dan setulus-tulusnya, disertai dengan usaha untuk menggapainya sambil bertawakal kepada-Nya.

QS. Alam Nasyrah (94): 7-8
Maka apabila kamu telah selesai (mengerjakan suatu urusan), (segera)kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan (hasilnya) hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.

QS. Ash Shaaffaat (37): 61
Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yangbekerja.


Wallahu a’lam bishshawab
~ salam ~

0 Beri Komentar:

Posting Komentar